Ada tiga gaya yang bekerja pada puing-puing. Pertama, ada gaya gravitasi yang menarik ke bawah (FG) karena interaksi dengan Bumi. Gaya ini bergantung pada situs live casino massa (m) benda dan medan gravitasi (g = 9,8 newton per kilogram di Bumi).
Selanjutnya, kita memiliki gaya apung (FB). Ketika sebuah benda terendam dalam air (atau cairan apa pun), ada gaya dorong ke atas dari air di sekitarnya. Besarnya gaya ini sama dengan berat air yang dipindahkan, sehingga berbanding lurus dengan volume benda. Perhatikan bahwa gaya gravitasi dan gaya apung bergantung pada ukuran benda.
Akhirnya, kami memiliki gaya tarik (FD) karena interaksi antara air yang bergerak dan objek. Gaya ini bergantung pada ukuran benda dan kecepatan relatifnya terhadap air. Kita dapat memodelkan besarnya gaya hambat (dalam air, jangan dikacaukan dengan hambat udara) menggunakan hukum Stoke, menurut persamaan berikut:
Ilustrasi: Rhett Allain
Dalam persamaan ini, R adalah jari-jari benda berbentuk bola, μ adalah viskositas dinamis, dan v adalah kecepatan fluida terhadap benda. Di dalam air, viskositas dinamis memiliki nilai sekitar 0,89 x 10-3 kilogram per meter per detik.
Sekarang kita dapat memodelkan gerakan batu versus gerakan sebongkah emas dalam air yang bergerak. Namun, ada satu masalah kecil. Menurut hukum kedua Newton, gaya total pada suatu benda mengubah kecepatan benda—tetapi ketika kecepatan berubah, gaya juga berubah.
Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan memecah gerakan setiap objek menjadi interval waktu yang kecil. Selama setiap interval, saya dapat berasumsi bahwa gaya total adalah konstan (yang kira-kira benar). Dengan gaya konstan, saya kemudian dapat menemukan kecepatan dan posisi objek di akhir interval. Kemudian saya hanya perlu mengulangi proses yang sama untuk interval berikutnya.